![]() |
YOASOBI, duo J-Pop yang tengah naik daun, tidak hanya mencuri perhatian masyarakat Jepang, tetapi juga berhasil meraih popularitas di kancah internasional.
Di balik kesuksesan mereka, terdapat fakta menarik yang diungkap oleh produser mereka, Yohei Yashiro, yang mengungkap bahwa meskipun tampil di luar negeri kerap merugi secara finansial, mereka tetap melakukannya dengan semangat dan tujuan yang lebih besar.
Penampilan Internasional yang Merugi, Tapi Penuh Makna
Dalam sebuah wawancara dengan Asahi Shimbun, Yohei Yashiro menyampaikan bahwa setiap kali YOASOBI tampil di luar negeri, mereka tidak mendapatkan keuntungan secara finansial, bahkan justru mengalami kerugian.
Namun, keputusan mereka untuk tetap melanjutkan tur global bukan dilandaskan pada keuntungan materi, melainkan demi meraih pengalaman baru dan memperluas wawasan bermusik.
Yashiro menekankan bahwa apresiasi dari penonton di negara lain menjadi sumber energi positif yang mampu memberikan inspirasi baru bagi para musisi.
Hal ini dipandang sebagai sebuah bentuk investasi jangka panjang demi menciptakan karya-karya yang lebih inovatif di masa mendatang.
Selain itu, Yashiro juga menyebut bahwa misi mereka adalah membawa "tongkat estafet" industri musik Jepang ke kancah internasional.
Prestasi Gemilang yang Terus Meluas
YOASOBI dikenal lewat karya-karya luar biasa seperti "Shukufuku", "Ano Yume wo Nazotte", dan "Adventure", yang masing-masing telah memperoleh sertifikasi Platinum hingga Diamond dari RIAJ (Recording Industry Association of Japan).
Salah satu karya terpopuler mereka, "Idol", yang menjadi lagu pembuka anime Oshi no Ko, bahkan menjadi lagu tercepat yang meraih sertifikasi Diamond dalam sejarah RIAJ, hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.
Tak hanya itu, total streaming lagu-lagu mereka telah menembus angka 1 miliar kali di platform Spotify dan YouTube.
Namun, meskipun telah meraih pencapaian luar biasa tersebut, Ayase, sang komposer, bersama Ikura, vokalis YOASOBI, masih memiliki semangat besar untuk menembus pasar global.
Mereka meyakini bahwa saat ini adalah momentum yang tepat bagi musik Jepang untuk lebih dikenal di dunia internasional.
Musik Jepang Bukan Hanya Tentang Anime
Pandangan menarik juga disampaikan oleh Takuya Chigira, manajer dari penyanyi populer Ado. Ia menyoroti bahwa musik Jepang seringkali terlalu lekat dengan citra anime, sehingga terkadang tidak dianggap sebagai bagian dari industri musik global yang lebih luas.
Meskipun anime memiliki basis penggemar internasional yang kuat, Chigira mengingatkan bahwa anime masih tergolong niche (ceruk pasar) jika dibandingkan dengan industri musik mainstream dunia.
Ia mendorong para musisi Jepang untuk mulai tampil di panggung musik dunia secara lebih luas dan tidak hanya mengandalkan jalur anime. Menurutnya, Jepang memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat internasional, bahkan hingga ke penghargaan musik bergengsi seperti Grammy.
Harapan ini juga diyakini bisa diraih oleh YOASOBI dengan kualitas musik dan dedikasi tinggi yang mereka miliki.
Meski harus menanggung kerugian secara finansial saat tampil di luar negeri, YOASOBI tetap konsisten menjalankan misi mereka untuk memperkenalkan musik Jepang ke panggung dunia.
Keputusan mereka bukan semata-mata soal keuntungan, tetapi tentang visi jangka panjang, eksplorasi kreatif, dan komitmen untuk menjadikan musik Jepang sebagai kekuatan budaya global yang layak diapresiasi.
Jika ada yang bertanya mengapa YOASOBI terus melanjutkan konser internasional meskipun rugi, jawabannya jelas: karena mereka percaya bahwa musik Jepang memiliki nilai yang mendunia, dan layak didengar oleh siapa pun, di mana pun.