![]() |
Ilustrasi Kehamilan |
Kasus kehamilan di negeri sakura kembali alami penurunan. Pada tahun 2020 kemarin, kasus kehamilan penduduk di Jepang dilaporkan berada pada titik terendah sepanjang sejarahnya.
Melalui Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Pemerintah Jepang, di tahun 2020 Jepang alami penurunan jumlah kehamilan dengan presentase mencapai 4,8% dari tahun sebelumnya.
Sebelumnya, seluruh prefektur di Jepang telah melaporkan hasil tingkat kehamilan dari masing-masing daerah tersebut. Setelah dilakukan perhitungan, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Pemerintah Jepang mendapatkan angka kehamilan sebanyak 872.227 dari seluruh daerah di Jepang.
Angka tersebut masih jauh sedikit dari tahun 2019 dengan presentase 4,8% dan selisih sebanyak 44.363 kasus kehamilan. Selain itu, tahun 2020 juga menjadi sejarah titik terendah kasus menurunnya angka kehamilan di Jepang.
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Jepang juga mengungkapkan bahwa laporan kehamilan yang dilakukan mayoritas dilakukan oleh wanita yang sudah mengandung umur dua bulan.
Di lain sisi, angka aborsi di Jepang pada tahun 2020 juga ikut mengalami penurunan. Total kasus aborsi di Jepang pada tahun 2020 kemarin menginjak angka 145.340 kasus. Turun 7,3% dari tahun sebelumnya atau selisih 11.376 kasus.
Untuk tahun 2021, Pemerintah Jepang kurang optimis dalam memprediksi angka kehamilan di negara tersebut. Proyeksi jumlah kehamilan di tahun 2021 memprediksi bahwa jumlah kehamilan di Jepang akan kembali menurun hingga di bawah 800.000 kasus.
Tidak hanya prediksi biasa, Pemerintah Jepang memiliki alasan kuat untuk mendukung proyeksi tersebut, antara lainnya adalah kasus-kasus sebelumnya yang mengalami penurunan, pandemi COVID-19 yang tidak kunjung usai, keamanan, finansial, hingga kehamilan yang tidak diinginkan oleh pasangan menjadi salah satu faktor pendukung lainnya.